ada satu janji yang tak lekang oleh waktu —
Bukan sekadar kata yang dibacakan di ruang kongres,
tapi api yang disemai dalam dada generasi demi generasi.
Api yang berkata:
"Kami adalah satu nusa, satu bangsa, satu bahasa — Indonesia."
melainkan ditafsirkan ulang.
Apa arti satu bangsa ketika perbedaan begitu luas?
Apa arti satu bahasa ketika lidah kita terpecah oleh kebencian?
Barangkali, sumpah itu bukan hanya tentang kesatuan,
melainkan tentang keberanian untuk memahami.
Keberanian untuk melihat saudara dalam wajah yang tak sama,
untuk mencintai negeri ini dengan cara yang beragam,
namun dengan niat yang satu: menjadi cahaya bagi tanah air.
Wahai pemuda,
di tanganmu masa depan tidak sekadar menunggu,
ia menatapmu, bertanya:
Apakah api itu masih kau jaga?
Maka, pada 28 Oktober ini —
mari kita nyalakan kembali nyala itu,
bukan dengan teriakan,
tetapi dengan tindakan, karya, dan kasih.
Sebab Sumpah Pemuda bukanlah kenangan,
melainkan filsafat tentang keberanian mencintai Indonesia,
meski dunia terus berubah.
-------------------------------------------------------------------------


Kunjungan Anda sangat berharga buat kami. Saran dan ide Anda, kami harapkan untuk perbaikan situs ini. Bila Anda menyebarkan informasi yang berasal dari situs ini diharapkan mencantumkan tautan link aktif ke sumber postingan pada situs ini. Jazaakumullah Khairal jazaa'.SEMOGA TERJALIN PERSAUDARAAN YANG ERAT.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar