Masjid Kepolisian Resort Kabupaten OKU Selatan
Jl. Raya Simpang Aji, Gn. Terang, Buay Sandang Aji.
Jum’at, 28 Desember 2018
Oleh : Nedi
Arwandi, S.Pd.I
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ
مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ
فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا
اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ
مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا
قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ
وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا
بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ
مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ
مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Aisyah Rhodiyalloohu 'anhaa pernah terkagum-kagum melihat seorang ibu yang baru saja diberinya tiga potong roti , dengan penuh kasih sayang oleh ibu tesebut dua potong roti yang diterimanya itu diberikan kepada kedua anaknya yang sedang kelaparan , dalam sekejap roti itu habis dilahap ,
karena masih lapar mereka minta bagian ibunya yang sekeping itu , apa yang dilakukan oleh sang ibu benar-benar mengagumkan , ia bagi sepotong roti itu menjadi dua bahagian dan memberikannya kepada kedua anaknya , sang ibu rela melepaskan bahagiannya demi anak-anak kesayangannya.
Peristiwa ini diceritakannya kepada Rasulullah Saw , suaminya . Maka secara singkat Rasulullah Shollalloohu 'Alaihi Wasallam memberi komentar bahwa “ Allah lebih sayang kepada hamba-Nya melebihi kasih sayang ibu kepada anak-anaknya.”
Ya , memang Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang , tanpa kasih sayang-Nya dunia ini tak akan terwujud , tanpa kasih sayang-Nya dunia ini sudah lama ditutup , bagaimana tidak . . . sedang manusia yang diamanahi untuk memelihara kelestarian bumi ini justeru membuat ulah merusak , bahkan tanpa malu-malu menentang Tuhan.
Allah Ta'aalaa berfirman,
وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا
Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS.al-Fath:7)
Alam semesta adalah bala tentara Allah Ta'aalaa Langit, bumi, hewan, tumbuhan, angin dan makhluk-makhluk lainnya adalah pasukan yang siap melaksanakan apapun kehendak Sang Pencipta. Selain itu ada pula tentara Allah yang tak mampu dilihat oleh mata.
Para tentara Allah itu tunduk patuh kepada Allah,
Mereka bertasbih dan betahmid memuji-Nya.
Alam semesta bertasbih
”Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan berTASBIH dengan MEMUJI-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti TASBIH mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Al Isra’ 17:44)
Mereka siap diperintahkan oleh Allah...
Untuk memberi perigatan kepada para penentangnya.
Atau melindungi orang-orang beriman sebagai kekasih-Nya.
”Dan apakah mereka tidak memperhatikan segala sesuatu yang telah diciptakan Allah yang bayangannya berbolak-balik ke kanan dan ke kiri dalam keadaan SUJUD kepada Allah, sedang mereka berendah diri ?
Dan kepada Allah sajalah berSUJUD segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri. Mereka TAKUT kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).” (QS An Nahl 16:48-50)
Alam memberi kita inspirasi iman yang sangat kaya.
Dalam diamnya, mereka tengah bersuara dengan bahasa yang lain.
Seperti tengah menohok jantung kita, menyadarkan tentang Allah.
Tidak sulit memahami perspektif iman dalam bersahabat dengan alam.
Hanya dibutuhkan sedikit penghayatan dan perenungan...
Serta sedikit waktu untuk berlatih jujur.
Tetapi itu semua akan sulit bagi mereka yang dengan sengaja menutup mata hatinya.
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berAKAL, (yaitu) orang-orang yang BERDZIKIR (mengingat) Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka meMIKIRkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):
"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali Imran 3:190-191)
Bila kita perhatikan...
Dari setiap jengkal daratan di bumi...
Dari setiap lereng gunung yang lebat...
Dari setiap hamparan lautan yang luas...
Para tentara Allah tersebut tak pernah lelah MEMBERI...
Berapakah yang telah dinikmati oleh manusia dari alam semesta ini ?
Dan itu semua adalah atas perintah-Nya...
Maka selayaknya kita bersyukur kepada-Nya.
Sehingga bila kita merusak alam dan lalai dan lupa kepada Penguasanya,
Allah akan menegur kita dengan tentara-Nya...
Agar kita kembali bersujud dan bertasbih kepada-Nya.
”Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun" (Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali." Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS Al baqarah 2:155-157)
Dalam seluruh makna tersebut di atas itulah kita menghayati...
Alam semesta adalah tentara Allah yang beriman dan patuh kepada-Nya.
Karenanya kita harus bersahabat dengan mereka dalam ikatan iman.
Bukan sebaliknya malah membuat kerusakan, keonaran....
dan bangga menumpuk dosa di atasnya.
Dan... kita juga harus saling mengingatkan...
Karena 'fitnah' tersebut tidak hanya menimpa orang-orang yang selalu berbuat dosa saja,
Tetapi juga akan menimpa orang-orang yang beriman di sekelilingnya.
”Dan takutlah (peliharalah) dirimu daripada fitnah (bencana) yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras hukuman-Nya.” (QS Al Anfal 8:25)
Sayyidina Ali bin Abi Thalib memberi nasehat:
“Tidaklah musibah itu turun, kecuali lantaran dosa. Dan tidaklah ia bisa diangkat kecuali dengan taubat”
Kita tahu bahwa segala benda alam ini adalah milik Allah Ta'aalaa dan sekaligus tentara-tentara-Nya yang sewaktu-waktu akan digerakkan sesuai kehendak-Nya .
Air hujan yang selalu dinantikan kedatangannya oleh segenap manusia , bisa berubah menjadi bencana besar yang menelan korban ribuan manusia , sekali sapu ribuan hektar tanah tenggelam bersama isinya , semua bisa hanyut seketika.
Api adalah juga tentara Allah, api memang bermanfaat besar bagi umat manusia , industry kecil dan industry besar tak akan jalan tanpa peran energy api ini. Akan tetapi bila Allah Ta'aalaa menggerakkan api maka gedung pencakar langitpun bisa hangus dalam waktu yang tidak lama , hutan berjuta juta hektar bisa gundul dimakan api kebakaran.
Demikian para salah mencontohkannya. Ketika musibah terjadi, Selain bersabar dan mengaharap magfirah dari Allah, kita juga patut bermuhasabah. Melihat-lihat kembali apa yang pernah kita lakukan sehingga musibah itu Allah Ta’ala turunkan di atas kita. Sehingga dengan seperti itu, kita selalu dekat dengan petunjuk dan ridha dari Allah Ta’ala.
قُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Aisyah Rhodiyalloohu 'anhaa pernah terkagum-kagum melihat seorang ibu yang baru saja diberinya tiga potong roti , dengan penuh kasih sayang oleh ibu tesebut dua potong roti yang diterimanya itu diberikan kepada kedua anaknya yang sedang kelaparan , dalam sekejap roti itu habis dilahap ,
karena masih lapar mereka minta bagian ibunya yang sekeping itu , apa yang dilakukan oleh sang ibu benar-benar mengagumkan , ia bagi sepotong roti itu menjadi dua bahagian dan memberikannya kepada kedua anaknya , sang ibu rela melepaskan bahagiannya demi anak-anak kesayangannya.
Peristiwa ini diceritakannya kepada Rasulullah Saw , suaminya . Maka secara singkat Rasulullah Shollalloohu 'Alaihi Wasallam memberi komentar bahwa “ Allah lebih sayang kepada hamba-Nya melebihi kasih sayang ibu kepada anak-anaknya.”
Ya , memang Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang , tanpa kasih sayang-Nya dunia ini tak akan terwujud , tanpa kasih sayang-Nya dunia ini sudah lama ditutup , bagaimana tidak . . . sedang manusia yang diamanahi untuk memelihara kelestarian bumi ini justeru membuat ulah merusak , bahkan tanpa malu-malu menentang Tuhan.
Allah Ta'aalaa berfirman,
وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا
Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS.al-Fath:7)
Alam semesta adalah bala tentara Allah Ta'aalaa Langit, bumi, hewan, tumbuhan, angin dan makhluk-makhluk lainnya adalah pasukan yang siap melaksanakan apapun kehendak Sang Pencipta. Selain itu ada pula tentara Allah yang tak mampu dilihat oleh mata.
Para tentara Allah itu tunduk patuh kepada Allah,
Mereka bertasbih dan betahmid memuji-Nya.
Alam semesta bertasbih
”Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan berTASBIH dengan MEMUJI-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti TASBIH mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Al Isra’ 17:44)
Mereka siap diperintahkan oleh Allah...
Untuk memberi perigatan kepada para penentangnya.
Atau melindungi orang-orang beriman sebagai kekasih-Nya.
”Dan apakah mereka tidak memperhatikan segala sesuatu yang telah diciptakan Allah yang bayangannya berbolak-balik ke kanan dan ke kiri dalam keadaan SUJUD kepada Allah, sedang mereka berendah diri ?
Dan kepada Allah sajalah berSUJUD segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri. Mereka TAKUT kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).” (QS An Nahl 16:48-50)
Alam memberi kita inspirasi iman yang sangat kaya.
Dalam diamnya, mereka tengah bersuara dengan bahasa yang lain.
Seperti tengah menohok jantung kita, menyadarkan tentang Allah.
Tidak sulit memahami perspektif iman dalam bersahabat dengan alam.
Hanya dibutuhkan sedikit penghayatan dan perenungan...
Serta sedikit waktu untuk berlatih jujur.
Tetapi itu semua akan sulit bagi mereka yang dengan sengaja menutup mata hatinya.
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berAKAL, (yaitu) orang-orang yang BERDZIKIR (mengingat) Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka meMIKIRkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):
"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali Imran 3:190-191)
Bila kita perhatikan...
Dari setiap jengkal daratan di bumi...
Dari setiap lereng gunung yang lebat...
Dari setiap hamparan lautan yang luas...
Para tentara Allah tersebut tak pernah lelah MEMBERI...
Berapakah yang telah dinikmati oleh manusia dari alam semesta ini ?
Dan itu semua adalah atas perintah-Nya...
Maka selayaknya kita bersyukur kepada-Nya.
Sehingga bila kita merusak alam dan lalai dan lupa kepada Penguasanya,
Allah akan menegur kita dengan tentara-Nya...
Agar kita kembali bersujud dan bertasbih kepada-Nya.
”Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun" (Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali." Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS Al baqarah 2:155-157)
Dalam seluruh makna tersebut di atas itulah kita menghayati...
Alam semesta adalah tentara Allah yang beriman dan patuh kepada-Nya.
Karenanya kita harus bersahabat dengan mereka dalam ikatan iman.
Bukan sebaliknya malah membuat kerusakan, keonaran....
dan bangga menumpuk dosa di atasnya.
Dan... kita juga harus saling mengingatkan...
Karena 'fitnah' tersebut tidak hanya menimpa orang-orang yang selalu berbuat dosa saja,
Tetapi juga akan menimpa orang-orang yang beriman di sekelilingnya.
”Dan takutlah (peliharalah) dirimu daripada fitnah (bencana) yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras hukuman-Nya.” (QS Al Anfal 8:25)
Sayyidina Ali bin Abi Thalib memberi nasehat:
“Tidaklah musibah itu turun, kecuali lantaran dosa. Dan tidaklah ia bisa diangkat kecuali dengan taubat”
Kita tahu bahwa segala benda alam ini adalah milik Allah Ta'aalaa dan sekaligus tentara-tentara-Nya yang sewaktu-waktu akan digerakkan sesuai kehendak-Nya .
Air hujan yang selalu dinantikan kedatangannya oleh segenap manusia , bisa berubah menjadi bencana besar yang menelan korban ribuan manusia , sekali sapu ribuan hektar tanah tenggelam bersama isinya , semua bisa hanyut seketika.
Api adalah juga tentara Allah, api memang bermanfaat besar bagi umat manusia , industry kecil dan industry besar tak akan jalan tanpa peran energy api ini. Akan tetapi bila Allah Ta'aalaa menggerakkan api maka gedung pencakar langitpun bisa hangus dalam waktu yang tidak lama , hutan berjuta juta hektar bisa gundul dimakan api kebakaran.
Demikian para salah mencontohkannya. Ketika musibah terjadi, Selain bersabar dan mengaharap magfirah dari Allah, kita juga patut bermuhasabah. Melihat-lihat kembali apa yang pernah kita lakukan sehingga musibah itu Allah Ta’ala turunkan di atas kita. Sehingga dengan seperti itu, kita selalu dekat dengan petunjuk dan ridha dari Allah Ta’ala.
قُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Tidak ada komentar :
Posting Komentar