Masjid Kepolisian Resort Kabupaten OKU Selatan
Jl. Raya Simpang Aji, Gn. Terang, Buay Sandang Aji.
26 Oktober 2018
Oleh : Nedi
Arwandi, S.Pd.I
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ
مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ
فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا
اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ
مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا
قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ
وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا
بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ
مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ
مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Segala puja puji keagungan,
kemuliaan milik Allah, Dia Maha Besar dan Maha Agung, Maha Kuasa dari segala
penguasa, Maha Ahli dari segala Pakar, Maha Penyayang yang tak pernah pandang
sayang dan Maha Pengasih yang tak pilih kasih.
Dialah yang menurunkan hujan yang berkah, sehingga para petani dapat menghasilkan panen yang berlimpah , Dia juga yang menumpahkan hujan peringatan, hingga terjadi banjir yang menghancurkan. Dia pula yang menahannya berbulan-bulan sehingga terjadi kekeringan yang menyusahkan.
Dialah yang menurunkan hujan yang berkah, sehingga para petani dapat menghasilkan panen yang berlimpah , Dia juga yang menumpahkan hujan peringatan, hingga terjadi banjir yang menghancurkan. Dia pula yang menahannya berbulan-bulan sehingga terjadi kekeringan yang menyusahkan.
Dia pula yang memancarkan sinar matahari sehingga muncul kehidupan. Dialah yang mengatur perjalanan bumi sehingga beredar dan berputar pada tempatnya dengan dinamis dan teratur.
Dia pula Yang menggoncang bumi sehingga terjadi gempa yang membinasakan banyak penghuninya. Dia lah Yang Maha Perkasa, selain diri-Nya adalah lemah tak mampu berhadapan dengan sebagian kecil kekuatan-Nya yang Maha Sempurna.
Dia lah Yang Mengatur dan Menghancurkan, Dia lah Yang Mengawasi dan Memelihara. Hanya dengan kalimat “ KUN “ maka terjadilah apa yang dikehendaki-Nya.
Kehidupan manusia di dunia ini hampir tak pernah sepi dari musibah yang datang silih berganti. Dari yang kecil sampai yang besar. Dari yang ringan sampai yang berat. Dari yang sedikit hingga yang banyak. Ada musibah yang bersifat individu dan ada yang bersifat umum.
Dan dalam beberapa bulan terakhir ini, kita bisa menyaksikan betapa dahsyatnya musibah yang Allah turunkan terhadap saudara-saudara kita di belahan negeri. Di saat rehabilitas pasca gempa Lombok belum selesai, Allah Ta’ala kembali menurunkan gempa yang disusul tsunami di Palu, Donggala, Sulawesi Tengah. Entah berapa jumlah korban yang meninggal dalam bencana itu. Mungkin mencapai ribuan nyawa lenyap ditelan bumi.
Wa na'udzu billah, semoga kejadian tersebut tidak terjadi di daerah kita.......
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Sebagai umat Islam, kita tentu berharap bahwa sekecil apapun bentuk musibah dapat mengundang kasih sayang Allah kepada kita. Kita yakin bahwa dibalik itu ada hikmah yang hendak Allah inginkan untuk kita.
Karena itu, kita tidak patut untuk menyesalkan diri lalu putus harapan untuk berjuang. Sikap optimisme seperti ini harus selalu menyertai kita. Entah bagaimanapun keadaannya. Karena begitulah karakter umat Islam yang sesungguhnya. Sebagaimana sabda Rasul Shollalloohu 'Alaihi Wasallam:
“Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya” (HR. Muslim)
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Lalu apa yang perlu kita perhatikan saat musibah melanda kita? Setidaknya ada dua hal pokok yang harus kita lakukan bila musibah menimpa kita.
Pertama: Tetap Optimis dan Tidak Mengeluh atau Mencela Musibah
Seorang mukmin selalu berbaik sangka terhadap taqdir yang menimpa dirinya. Keyakinan ada Allah di balik setiap musibah merupakan modal dasar bagi seseorang yang ingin sukses lulus dari ujian dan cobaan Allah. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
مَا أَصَابَ
مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ
وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa
(seseorang) kecuali denga izin Allah; barang siapa yang beriman kepada Allah,
niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu.” (QS:
At-Taghâbun [64]: 11).
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Ibnu Katsir dalam tafsirnya juz. 8, hal. 137,
menjelaskan, “Maknanya: seseorang yang ditimpa musibah dan dia meyakini
bahwa musibah tersebut merupakan ketentuan dan takdir Allah Ta’ala, kemudian
dia bersabar dan mengharapkan (balasan pahala dari Allah Ta’ala), disertai
(perasaan) tunduk berserah diri kepada ketentuan Allah Ta’ala tersebut, maka
Allah Ta’ala akan memberikan petunjuk ke (dalam) hatinya dan menggantikan
musibah dunia yang menimpanya dengan petunjuk dan keyakinan yang benar dalam
hatinya, bahkan bisa jadi Allah Ta’ala akan menggantikan apa yang hilang
darinya dengan sesuatu yang lebih baik baginya.”
Karena itu, rasanya tidak pantas jika kita
sebagai makhluk Allah menyalahi segala ketetapan yang Allah turunkan. Baik itu
berupa kenikmatan ataupun cobaan. Justru dengan musibah itu kita yakin bahwa
Allah peduli dan sayang terhadap kita.
Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
Wassallam dalam sebuah hadis beliau bersabda:
إِنَّ
اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ
سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
“Sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum
maka Dia akan menguji mereka. Barang siapa yang ridho terhadap ujian tersebut
maka baginya ridha Allah dan barang siapa yang marah terhadap ujian tersebut
maka baginya murka-Nya.” (HR.
Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Dalam hadis lain Rasulullah Shollalloohu 'Alaihi Wasallam menegaskan, “Tidak ada musibah yang menimpa umat Islam hingga sekecil
duri menusuknya, melainkan Allah Azza wa Jalla akan menghapus dosa-dosanya.” (HR.
Bukhari-Muslim).
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Kedua: Segera Intropeksi diri (Bermuhasabah)
Selain mengharap pahala dibalik musibah yang
menimpa, kita juga perlu bermuhasah terhadap apa yang telah kita lakukan.
Sebab, boleh jadi gempa atau tsunami merupakan bagian dari teguran Allah
terhadap amal kita selama ini. Sejatinya, semua musibah yang terjadi di alam
ini, berupa gempa, banjir, tsunami dan sebagainya tidak lain disebabkan oleh
perbuatan manusia itu sendiri. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
وَمَا
أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
“Dan musibah apa saja yang menimpa kalian,
maka disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri, dan Allah mema’afkan
sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu),” (QS. Asy-Syuura: 30)
Makanya kita bisa melihat betapa para salaf
shalih begitu takut saat musibah terjadi. Bahkan Rasulullah Shollalloohu 'Alaihi Wasallam sendiri
mencontohkan demikian. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa suatu kali di
Madinah terjadi gempa bumi.
Rasulullah Shollalloohu 'Alaihi Wasallam lalu meletakkan kedua tangannya di
atas tanah dan berkata, “Tenanglah … belum datang saatnya bagimu.”
Lalu, Nabi SAW menoleh ke arah para sahabat dan berkata, “Sesungguhnya Rabb
kalian menegur kalian … maka jawablah (buatlah Allah ridha kepada kalian)!”
Demikian juga dengan Khalifah Umar bin
Khattab, Ketika gempa melanda kota Madinah, beliau berkata kepada penduduk
Madinah, “Wahai Manusia, apa ini? Alangkah cepatnya apa yang kalian
kerjakan (dari maksiat kepada Allah)? Andai kata gempa ini kembali terjadi, aku
tak akan bersama kalian lagi!”
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Khalifah Umar bin Abdul
Aziz juga tak tinggal diam saat terjadi gempa bumi pada masa kepemimpinannya.
Ia segera mengirim surat kepada seluruh wali negeri, “Amma ba’du, sesungguhnya
gempa ini adalah teguran Allah kepada hamba-hamba-Nya, dan saya telah
memerintahkan kepada seluruh negeri untuk keluar pada hari tertentu, maka
barangsiapa yang memiliki harta hendaklah bersedekah dengannya.”
Demikian para salah mencontohkannya. Ketika
musibah terjadi, Selain bersabar dan mengaharap magfirah dari Allah, kita juga
patut bermuhasabah. Melihat-lihat kembali apa yang pernah kita lakukan sehingga
musibah itu Allah Ta’ala turunkan di atas kita. Sehingga dengan seperti itu,
kita selalu dekat dengan petunjuk dan ridha dari Allah Ta’ala.
قُوْلُ
قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ
الْمُسْلِمِيْنَ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Tidak ada komentar :
Posting Komentar