25 NOVEMBER – HARI GURU NASIONAL: CAHAYA YANG MENYALAKAN JALAN

Ada orang-orang yang datang dalam hidup kita tidak dengan kemewahan, bukan dengan tepuk tangan keras, dan bukan pula dengan sorotan panggung. 

Mereka datang dengan secarik kapur di tangan, dengan suara lembut yang mengulang sabar berkali-kali, dengan senyum hangat yang terus bertahan meski hari panjang.

Mereka adalah Guru – penjaga cahaya di lorong-lorong pengetahuan.

Guru: Sosok yang Menyalakan Lilin di Tengah Gelap

Guru bukan hanya orang yang mengajarkan membaca, menulis, atau berhitung.

Guru adalah mereka yang menanamkan cara agar kita melihat hidup dengan mata yang lebih luas.

Dari guru kita belajar bahwa dunia tak selalu seperti yang tampak.

Bahwa ada makna di balik setiap peristiwa.

Bahwa manusia adalah makhluk belajar, dan belajar adalah tugas seumur hidup.

Kadang, guru tidak mengatakan “jadilah hebat.”

Tetapi melalui tindakan, mereka berbisik halus: “Jadilah manusia.”

Pelita yang Tidak Pernah Meminta Dipuji

Guru sering kali berdiri di tempat yang tidak dilihat banyak orang.

Di depan papan tulis yang dingin.

Di ruang kelas yang penuh tawa, kadang pula gaduh.

Di antara kertas ujian yang menumpuk tanpa akhir.

Mereka bekerja bukan untuk dikenang, melainkan untuk melihat kita tumbuh.

Ada kasih sayang tanpa suara dalam caranya memperbaiki kesalahan kita, ada keikhlasan yang mendalam dalam caranya menunggu kita memahami pelajaran, ada keteduhan dalam caranya memahami bahwa setiap anak punya waktu dan jalan masing-masing.

Filsafat dari Seorang Guru

Bahwa hidup adalah proses, bukan perlombaan.

Bahwa ilmu bukan untuk meninggikan diri, tetapi untuk menerangi sesama.

Bahwa manusia boleh gagal, boleh salah, tetapi tidak boleh berhenti mencoba.

Guru adalah bukti bahwa kebijaksanaan tidak selalu lahir dari buku tebal, tetapi dari hati yang penuh kesabaran.

Mengucapkan Terima Kasih yang Sederhana, Namun Dalam

Hari Guru bukan sekadar memberikan bunga atau ucapan singkat.

Ini adalah panggilan bagi kita untuk kembali merenung:

Tanpa mereka, siapakah kita hari ini?

Siapa yang mengajari kita menulis nama pertama kita?

Siapa yang pertama kali mengatakan bahwa kita mampu, saat dunia belum mengenal kita?

Kadang, kita hanya perlu satu kalimat:

“Terima kasih, Guru. Aku adalah bagian dari jejak tanganmu.”

Selamat Hari Guru Nasional.

Untuk semua guru yang telah menyalakan cahaya, meski mungkin cahaya itu tidak pernah mereka lihat hasilnya secara langsung.

Semoga segala kebaikan yang kalian ajarkan, kembali menjadi cahaya yang menerangi jalan hidup kalian.

Terima kasih, bukan sekadar hari ini, tetapi setiap kali kita melangkah dengan yakin menuju masa depan.

--------------------------------------------------------------


Diposting oleh NDiar80 Muaradua
Blogger Muaradua OKU Selatan Updated at: Selasa, 25 November 2025

Posted by : Nedi Arwandi ~ Blogger Muaradua OKU Selatan

nedi-arwandi Kunjungan Anda sangat berharga buat kami. Saran dan ide Anda, kami harapkan untuk perbaikan situs ini. Bila Anda menyebarkan informasi yang berasal dari situs ini diharapkan mencantumkan tautan link aktif ke sumber postingan pada situs ini. Jazaakumullah Khairal jazaa'.SEMOGA TERJALIN PERSAUDARAAN YANG ERAT.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar